Jumat, 19 April 2019

I B L I S_ Diantara Ribuan Sahabatku, Hanya Dialah yang Paling Aku Rindukan


Kali ini Aku tidak memintanya untuk menahan diri,
Sebab akupun telah jemu melayaninya, Tubuhnya yang bau, lidahnya yang penuh bualan dan suaranya yang nyaring, itulah IBLIS KEPARAT.

Sejujurnya ingin sekali aku membunuhnya, tapi aku tidak bisa dan aku harus terbiasa dengan ini bahkan lebih dari itu, telah ku sayangi dia dan telah ku jaga perasaanya dengan Penuh Kesabaran, sebab aku tidak sanggup melihatnya kalah. Namun aku salah dan aku sangat menyesal sebab KESABARANKU itu telah membuatnya jemu dan dia memutuskan untuk pergi.,
Meski aku tidak melerainya, namun jujur harus aku katakan bahwa aku mulai takut kehilanganya, "jika itu merupakan keputusanmu, maka harus kurelakan kepergianmu, jika saja sehari lagi kita bisa bersama, pasti kita bisa jadi teman sejati" kataku sambil memegang tangannya yang gemetar, "baiklah kawanku, selamat jalan saja, jika suatu saat kau kedinginan. Maka jangan sungkan untuk mampir di gubuk ini lagi" lanjutku,, sesaat ia tunduk, kulihat matanya lembab namun dia berusaha menyembunyikannya, dan dia berkata "selamt tinggal sahabatku, aku kira ini akhir yang baik bagi kita"., dia pun pergi melewati jalan setapak, menyusuri lorong-lorong kota santri.
Sejak itu aku tidak pernah melihatnya lagi, ya barangkali IBLIS itu telah binasa, smoga saja belum, sebab masih aku inginkan pertemuan ke dua dengannya.. IBLIS keparat, iblis laknat.
SEKARANG, setelah sekian lama aku tidak melihatnya, jujur aku sangat merindukannya, merindukan bualannya, merindukan omong kosongnya, aku rindu dengan bau tubuhnya, aku rindu segalanya, aku sepi tanpanya.
Beberapa bulan lalu aku dapat kabar jika dia ada di suatu rumah di lereng gunung cikuray, aku kejar kesana namun penghuni rumah mengatakan dia sudah lama pergi.
Ohhhh IBLIS, kawanku, sahabatku. Dimanakah engkau.? Kemarilah, kunjungi aku di gubuk yang biasa kita bertemu, aku janji kali ini aku akan jadi sahabat yang buruk buatmu, agarengkau betah dan mau berlama lama di sisiku


Oleh : Iwan Sunarya (Pegiat Tarekat Moderen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar