Jumat, 19 April 2019

Aku Hanya Ingin Sendirian Dalam Neraka


"Sungguh aku menyesal telah merepotkanmu dan telah membagi duka brsamamu. sebab engkau merupakan pelipur laraku yang menyelimuti hatiku lalu menyempurnakanku. dan akupun adalah malaikat penjagamu dan penawar letih di jiwamu". itu katamu Cintaku. Padahal aku ini GILA, tapi aku merahasiahkan kegilaanku padamu, sebab aku hanya ingin GILA sendiri.
Sahabatku, aku tidak seprti yang engkau lihat, sebab aku ada dalam diriku, disanalah aku tinggal di tempat yang sunyi dan tidak tergapai. 
saat kau bilang "bukankah malam ini indah sekali.?" "ya, malam ini memang indah" jawabku. karena aku tidak ingin kau tau bahwa pikiranku sedang bermain bersama gelombang di lautan yang luas, kau tidak akan mengerti misteri pikiranku dan aku hanya ingin sendirian di lautan yang luas.
jika bagimu tertawa adalah bahagia, maka bagiku itu adalah kedukaan, jika hari merupakan siang bagimu. maka bagiku itu malam. saat kau berkata "ingin ini dan itu", ku katakan padamu bahwa aku juga suka. padahal aku menertawakan keinginanmu itu, tapi aku tidak ingin kau melihat tawaku, sebab aku hanya ingin tertawa sendiri.
Cintaku.
sekarang katakan padaku, dalam hal apakah kita berbeda pendapat.? kita sama sama dalam hal apapun, maumu jadi mauku, laraku jadi laramu, tapi tahukah engkau bahwa hal itu merupakan tekanan berat buatku. tapi sekali lagi aku merahasiahkannya darimu, sebab aku hanya ingin tersiksa sendiri.
Saat malam tiba, kita pergi keperaduan, terlelap sambil telanjang dan berpelukan, kau melayang menuju syurga firdausmu dalam tidur. pada saat itu, disaat engkau terlelap diam-diam aku turun menuju nerakaku yangg sudah lama kurahasiahkan darimu, aku tidak ingin engkau tau soal nerakaku, sebab AKU HANYA INGIN SENDIRIAN Dalam NERAKA. Aku tidak ingin melihatmu bersedih, karena itulah aku merahasiahkan bara api ini.
kekasihku..!
Engkau bukanlah sahabat sejatiku, meskipun kita berdampingan, sebab tempatku bukanlah tempat yang indah buatmu, kita bergandengan tangan, berjalan sama2, seia sekata, tapi jalanku bukanlah jalan yang baik buatmu, sebab kau adalah musuh yang nyata buatku. ingin rasanya kau tau soal ini. tapi aku takut mengacaukan pikiranmu.
maka maafkan aku wahai istriku, belahan jiwaku, sebab entah sampai kapan aku harus merahasiahkan semua ini darimu.
Bara ini terlalu panas untuk kau genggam, jalan ini terlalu terjal untuk kau lalui. Maka biarlah aku sendiri..

Oleh : Iwan sunarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar