Jumat, 19 April 2019

Merindiiing_ Inilah Rintihan Lara Sang Rembulan

Cintaku..!!!
Tengah malam telah datang dan aku masih juga menangis tersedu-sedu dan tenggelam dalam kedukaan, Tiada yang dapat melipurku, tiada yang bisa menenangkanku akibat luka perpisahan yang telah menguliti batinku. Masih terngiang-ngiang di kepalaku saat kau ucapkan kata terakhirmu "Kekasihku, Dlm tangismu Tegarkanlah perasaanmu, sebab orang yang yakin pada air mata, suatu saat nanti pasti ia akan kembali", sekarang aku tidak tau lagi harus bicara apa, tapi jiwaku tidak bisa lagi kutahan, lukaku tidak bisa lagi aku sembunyikan, batinku menjerit, meraung seprti singa sakit, jiwaku meronta seprti sang pemberontak yang menemukan negerinya bersimbah darah. Hanya sebuah suara yang dapat menghiburku "jagnlah bersedih hati, sebab hanya cinta yang didera ketirnya perpisahan yang akan merasakan manisnya perjumpaan, dan perpisahan merupakan sebaik2nya guru sepanjang perjalanan umat manusia", Itu suaramu cintaku. Tapi hingga malam ini, sisi kemanusiaan dalam diriku terus menggodaku, cintaku, aku tidak bisa menolaknya, sebab Kekuatan mana yang dapat mengalahkan gairah cinta, tapi mengapa kau tidak bisa bersabar untuk menahan diri.? Atau iblis manakah yang telah memprdayamu untuk menjauhiku.?

Tidak..!!
tidaaaak cintaku.. Sekarang katakan padaku, kewajiban macam apakah yang telah memisahkan dua insan dan membuat para wanita jadi janda.? Bakti macam apa yang telah merebut seorang istri dari suaminya,? atau ketaatan apakah yang rela mengobarkan api peperangan? 

Dengar Cintaku.!
Pabila kewajiban itu dapat merobohkan kedamaian, dan ketaatan dapat memporak-porandakan ikatan persaudaraan. Maka marilah kita. Sama sama berteriak "PERSETAN DENGAN  KETAATAN."
Ahhhhh.... Akan tetapi tdk cintaku..! Pergilah dan setialah pada bisikan hatimu dan berdirilah dalam baktimu dan Jaganlah cinta membutakan hatimu. Yakinlah  jika kehidupan ini tidak bisa mengantarkanmu lagi padaku. Maka pastilah kita akan dipertemukan di kehidupan yang lain.


Teruntuk.
Cintaku..! Rinrin Nurfajar
Di beranda rumahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar