Cintaku..!!!
Tengah malam
telah datang dan aku masih juga menangis tersedu-sedu dan tenggelam dalam
kedukaan, Tiada yang dapat melipurku, tiada yang bisa menenangkanku akibat luka
perpisahan yang telah menguliti batinku. Masih terngiang-ngiang di kepalaku
saat kau ucapkan kata terakhirmu "Kekasihku, Dlm tangismu
Tegarkanlah perasaanmu, sebab orang yang yakin pada air mata, suatu saat nanti
pasti ia akan kembali", sekarang aku tidak tau lagi harus bicara apa,
tapi jiwaku tidak bisa lagi kutahan, lukaku tidak bisa lagi aku sembunyikan,
batinku menjerit, meraung seprti singa sakit, jiwaku meronta seprti sang
pemberontak yang menemukan negerinya bersimbah darah. Hanya sebuah suara
yang dapat menghiburku "jagnlah bersedih hati, sebab hanya cinta
yang didera ketirnya perpisahan yang akan merasakan manisnya perjumpaan, dan
perpisahan merupakan sebaik2nya guru sepanjang perjalanan umat manusia",
Itu suaramu cintaku. Tapi hingga malam ini, sisi kemanusiaan dalam diriku terus
menggodaku, cintaku, aku tidak bisa menolaknya, sebab Kekuatan mana yang dapat
mengalahkan gairah cinta, tapi mengapa kau tidak bisa bersabar untuk menahan
diri.? Atau iblis manakah yang telah memprdayamu untuk menjauhiku.?
Tidak..!!
tidaaaak
cintaku.. Sekarang katakan padaku, kewajiban macam apakah yang telah memisahkan
dua insan dan membuat para wanita jadi janda.? Bakti macam apa yang telah
merebut seorang istri dari suaminya,? atau ketaatan apakah yang rela mengobarkan api peperangan?
Dengar Cintaku.!
Pabila
kewajiban itu dapat merobohkan kedamaian, dan ketaatan dapat
memporak-porandakan ikatan persaudaraan. Maka marilah kita. Sama sama berteriak
"PERSETAN DENGAN KETAATAN."
Ahhhhh....
Akan tetapi tdk cintaku..! Pergilah dan setialah pada bisikan hatimu dan
berdirilah dalam baktimu dan Jaganlah cinta membutakan hatimu.
Yakinlah jika kehidupan ini tidak bisa mengantarkanmu lagi padaku. Maka
pastilah kita akan dipertemukan di kehidupan yang lain.
Teruntuk.
Cintaku..! Rinrin Nurfajar
Di
beranda rumahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar