Rabu, 17 April 2019

Iwan Sunarya_ Berita Aneh dari Dasar Lautan

Saat malam datang, dan smua jiwa telah takluk pada pelukan mimpi, aku bangun dan berjalan menuju hutan di lereng-lereng gunung di sekitar gubuku, sebab aku tau jika "Gunung dan hutan slalu terjaga, ia tidak pernah tidur dan dalam keterjagaannya itu ia jadi pelipur lara bagi jiwa-jiwa yang terbangun"
disini aku melihat pohon_pohon yang tidak henti bertasbih, akupun mendengar suara puji pujian kepada Tuhan dan bersemedi di dalam kekuatan mistis yang bersemayam di dalam riuhnya pepohonan. Lalu aku dengar pohon_pohon itu saling berbisik
"alangkah bahagianya kita yang tidak pernah mengantuk dan alangkah meruginya manusia, sebab mreka selalu kalah dan takluk pada kantuk". lalu yang lainnya lagi menyahut
"ya, itulah manusia yang diberikan segalanya tapi mereka sia-siakn, hanya jiwa yang terjagalah yang akan diberkahi". setelah itu mereka terdiam bisu. Lalu ku dengar dari kejauhan seekor burung hantu berteriak
"manusia tanpa cinta tidak mungkin mendapatkan kebahagiaan, sebab manusia, cinta dan kebahagiaan adalah tiga dalam satu yang tidak mungkin dpat dipisahkan." Lantas dari sebuah bukit kudengar seekor ular berteriak suaranya mendesis bising sekali.
"manusia tanpa kebebasan tidak mungkin akalnya bisa berjalan, ia akan tersesat, sebab manusia, kebebasan dan akal pikiran adalah tiga dalam satu  yang tidak bisaa di ubah"sesaat keheningan melurupi segalanya, lalu kudengar pepohonan, binatang dan bebatuan serempak berteriak.
"itulah para PENGIKUT CINTa, buah dari parlawanan dan akibat dari kebebasan, tiga wujud Tuhan dan Tuhan merupakan ungkapan dari semesta yang cerdas". lalu diam mencekam, sekdar gemerisik sayap_sayap malam yang tidak tampak. Sementara itu berlalu, Akupun duduk larut dalam pemikiran yang dalam tentang misteri hutan yang baru saja aku saksikan.
Dalam batinku terus bergejolak, aku berteriak dalam diam "Oh Tuhan Pantaskah aku ini jadi Hambaamu, Sentuh dan genggam aku ya Illahi...?? jika pantas, Pungut aku dan bawalah duduk disampingmu.!!"

Oleh : Iwan sunarya (Pegiat Tasawuf Moderen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar