Selasa, 23 April 2019

Jika Pada Akhirnya Harus Perang, Maka Beranilah.!!!

"Hidup Adalah Perang, Maka Tusukanlah Pedangmu sebelum musuh membunuhmu.!!"
Pada akhirnya kebaikan akan menang, akan mengalahkan kebatilan. Untuk itu T

Minggu, 21 April 2019

Hese Jeung Nu Gelomah


"Pemilu kali ini merupakan pemilu paling buruk sepanjang sejarah indonesia, dimana kita lihat deretan panjang pelanggaran yang tersetruktur, menyeluruh dan masif". Slogan JURDIL kini sudah tidak dipake lagi, dimana Kejujuran sudah hilang, Keadilan tidak kita saksikan lagi, panitia lebih memprioritaskan Kerahasiahannya, padahal prinsif dasar pemilu harusnya kejujuran dan keadilan, jika kedua hal tersebut dijaga dengan baik. Maka sudah dipastikan hajat demokrasi ini akan meriah dan bisa dinikmati oleh seluruh warga negara republik indonesia.
Selain JURDI, Tahun sebelumnya kita sering mendengar selogan pemilu  "LUBER" (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia). Sekarang Coba kita lihat, apa LUBER ini masih ada.? Kata Pa Sukrowo yang akrab dipanggil romo itu,  Kalau LOBER iya ada dimana mana, saya penasaran untuk bertanya, "Sorry LOBER itu apa ya..?" Oh Mas Belum Tau ya..? Sambungnya, Gini LOBER itu maksudnya Lo Brengsek, hahahaha. Dia tertawa sambil melanjutkan udud bako menyannya.
Ok kita balik lagi,  Saya kira semua kebaikan itu sudah hilang.di telan ambisi dan arogansi, JURDIL, LUBER keduanya entah kemana. Ini bahaya sekali sebab sama halnya dengan menempatkan bangsa ini di bibir jurang, hanya butuh Usik sedikit saja kita akan jatuh terperosok ke dasarnya.
Parahnya lagi dua kubu yang ikut berkontestasi bagaikan Cebong dan Kampret, ya tidak nyambung sebab mereka melihat satu hal dari dua sisi yang berbeda, dua duanya memiliki nilai kebenaran atau juga sebaliknya salah dua duanya. Kita ambil contoh adanya pelanggaran pemilu, bangsa kampret mengatakan "01 telah menodai amanat demokrasi dengan ditemukannya surat suara yang sudah tercoblos, nginput hasil pemilihan yang salah atau tidak sesuai dengan yang sebenarnya, adanya bukti money politik yang masif dan banyak lagi pelanggaran yang ditemukan". Lalu bangsa Cebong dengan bangganya mengatakan "kalau memang ada bukti ya laporkan saja, jangan malah menyebar Hoax dan menebar kebencian."
Ada juga pihak lain yang berkomentar dengan datar "bener hese ngobrol jeung nu gelomah" akhirnya semua merasa benar, pihak lain 100%  salah, ini bukti hilangnya kejujuran dan ternodanya keadilan, orientasi kebendaan total sudah menjadi target semua kita.
Jika terus begini, Entah apa yang akan terjadi esok hari, saya tidak yakin jika kita akan baik baik saja dan memang baik saja tidak cukup.
Wallaahu'alam


Iwan Sunarya (Asisten Rumah Tangga yg diperas Keringatnya)

Sabtu, 20 April 2019

Iwan Sunarya_ Jangan Sedih Pak Prabowo.!!!


Bergembiralah wahai Putra Bangsa.!!!
Sebab kita telah sampai pada Tujuan, tujuan yang telah kita sepakati sama sama, tujuan yang kita mimpikan jauh-jauh hari dan tersimpan dalam dada kita semua, yakni tujuan yang tidak pernah terucap, tujuan yang tidak pernah terdengar, atau tujuan yang belum pernah disepakati diatas meja, itulah tujuan sejati, tujuan Tuhan yang disimpan dalam dada kita semua.

Jangan bersedih wahai Presiden.!!!
Berbahagialah, sebab Pesta Sudah usai, lihat hari sudah senja, tidak akan lama lagi selimut malam akan membungkus semesta, dengar suara suara ganjil semakin samar ditelinga, mereka menjauh terbawa angin barat dan akan musnah melebur dengan awan lalu menjadi embun di pagi hari untuk kemudian di hisap oleh generasi mendatang. kemari dan tersenyumlah, lihat segenap warga Indonesia mulai tidak sabar menanti siraman kemesraan, kemesraan yang sudah lama kita nantikan yakni kemesraan Illahiyah yang sarat dengan pengertian dan juga keikhlasan dari seorang putra terbaik bangsa.

Jangan menangis pa presiden.!!!
Sebab semuanya sesuai dengean rencana, tidak ada yang buruk dari semua ini, jika ada proses yang salah maka janganlan hal itu jadi beban di hati, jangan ada bara api yang meluas, genggam erat bara itu biarkan melumatkan diri kita dan biarkan Tuhan yang mengurus mereka melalui kesabaran kita semua. Dengar pa Prabowo.!!! Jika KPU mengumumkan kekalahan bapak, maka sesungguhnya itu merupakan kemenangan sejati bagi kami yang harus disyukuri oleh segenap warga Negara Indonesia. Sebuah suara ganjil sampai di telinga kami, bahwa Indonesia akan bangkit di abad ini, kami percaya itu, ya Negara kita akan bangkit sama seperti halnya Negara-Negara lain yang sedang menyusun strategi untuk menyongsong kabangkitan universal, untuk sampai disana ada waktu 59 tahun lagi bagi Indonesia untuk mempersiapkan diri demi menyambut kebangkitan tersebut (dilain waktu kita bicara soal angka 59 yang saya sebut), sebelum itu kita harus siapkan tumbal kebangkitan, kita akan bahkan harus perang, Harus ada air mata yang tumpah dan akan ada darah yang mengalir lagi membasahi pertiwi, semua itu dimaksudkan untuk memilah dan memilih putra dan putri terbaik bangsa, sebab bangsa yang baik harus diisi dengan pejuang-pejuang pilihan.

Maka jangan bersedih pak Presiden.!!!
Beberapa priode ini dan beberapa priode kedepan negeri ini sedang terjun menuju lembah, lembah penderitaan dan lembah kesengsaraan, Kita akan saksikan kerusakan multi sector.  Ekonomi terpuruk, hukum berantakan, agama tidak lagi bisa memandu jalannya kehdupan ummat sehingga pelanggaran moral, pelangggaran hukum merajarela dan menjadi panglima dalam berbangsa dan bernegara. Akan tetapi hal itupun bukanlah merupakan hal yang buruk sehingga kita mengutuk itu, justru itu merupakan syarat-syarat kebangkitan yang sedang kita tunggu, dan jika pada akhirnya bapak tidak jadi nomor satu dinegeri ini, kami percaya bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa telah menyelamatkan bapak dari kegentingan yang akan kita hadapi tidak akan lama lagi.

Lihatlah Pak Presiden,!!!
Segenap warga Negara saat ini sedang gelisah, gelisah yang tidak berkesudahan, sebab tidak henti menyaksikan pertengkaran yang di berdayakan oleh segenap pemimpin negeri, “Kami tidak butuh Presiden yang kami butuhkan adalah seorang pria yang memiliki kebijaksanaan dan keluasan spiritual, dia seperti Singa disiang hari dan bagai nabi di malam hari, yakni seseorang yang rela meniggalkan tahta kekuasaannya dan berbaur dengan sesama, menjadi bapak, menjadi guru, jadi sahabat, yang kata-katanya menjadi penawar kegelisahan dan menjadi pelipur lara dan keluh-kesah hati kami”, hanya itu yang kami butuhkan.

Maka mari kesini wahai putra terbaik bangsa.!!! Kita rayakan kemenangan ini, kita menari bersama manusia-manusia yang tulus hatinya, kita nikmati hidangan ummat yang di buat oleh tangan-tangan tulus dan ditumbuk demean keringat penuh kesabaran, Mari kesini pa Prabowo Subiyanto, lupakan gunjingan sepupu-Sepupu kita, biarkan celotehan para tetangga kita, biarkan mereka semua mati cemburu, ayo kesini sebab hari semakin gelap, kita harus pergi bersama orang-orang yang sudah dipilihkan Tuhan Yang Maha Esa menuju tempat yang jauh, tempat yang tidak tergapai oleh tangan-tangan bajingan dimana para iblis bertekuk lutut, ayo pak presiden.!!!

Bersambung.!!!

Oleh : Iwan Sunarya (Pengamat Kegelisahan Alam)

Jumat, 19 April 2019

Aku Hanya Ingin Sendirian Dalam Neraka


"Sungguh aku menyesal telah merepotkanmu dan telah membagi duka brsamamu. sebab engkau merupakan pelipur laraku yang menyelimuti hatiku lalu menyempurnakanku. dan akupun adalah malaikat penjagamu dan penawar letih di jiwamu". itu katamu Cintaku. Padahal aku ini GILA, tapi aku merahasiahkan kegilaanku padamu, sebab aku hanya ingin GILA sendiri.
Sahabatku, aku tidak seprti yang engkau lihat, sebab aku ada dalam diriku, disanalah aku tinggal di tempat yang sunyi dan tidak tergapai. 
saat kau bilang "bukankah malam ini indah sekali.?" "ya, malam ini memang indah" jawabku. karena aku tidak ingin kau tau bahwa pikiranku sedang bermain bersama gelombang di lautan yang luas, kau tidak akan mengerti misteri pikiranku dan aku hanya ingin sendirian di lautan yang luas.
jika bagimu tertawa adalah bahagia, maka bagiku itu adalah kedukaan, jika hari merupakan siang bagimu. maka bagiku itu malam. saat kau berkata "ingin ini dan itu", ku katakan padamu bahwa aku juga suka. padahal aku menertawakan keinginanmu itu, tapi aku tidak ingin kau melihat tawaku, sebab aku hanya ingin tertawa sendiri.
Cintaku.
sekarang katakan padaku, dalam hal apakah kita berbeda pendapat.? kita sama sama dalam hal apapun, maumu jadi mauku, laraku jadi laramu, tapi tahukah engkau bahwa hal itu merupakan tekanan berat buatku. tapi sekali lagi aku merahasiahkannya darimu, sebab aku hanya ingin tersiksa sendiri.
Saat malam tiba, kita pergi keperaduan, terlelap sambil telanjang dan berpelukan, kau melayang menuju syurga firdausmu dalam tidur. pada saat itu, disaat engkau terlelap diam-diam aku turun menuju nerakaku yangg sudah lama kurahasiahkan darimu, aku tidak ingin engkau tau soal nerakaku, sebab AKU HANYA INGIN SENDIRIAN Dalam NERAKA. Aku tidak ingin melihatmu bersedih, karena itulah aku merahasiahkan bara api ini.
kekasihku..!
Engkau bukanlah sahabat sejatiku, meskipun kita berdampingan, sebab tempatku bukanlah tempat yang indah buatmu, kita bergandengan tangan, berjalan sama2, seia sekata, tapi jalanku bukanlah jalan yang baik buatmu, sebab kau adalah musuh yang nyata buatku. ingin rasanya kau tau soal ini. tapi aku takut mengacaukan pikiranmu.
maka maafkan aku wahai istriku, belahan jiwaku, sebab entah sampai kapan aku harus merahasiahkan semua ini darimu.
Bara ini terlalu panas untuk kau genggam, jalan ini terlalu terjal untuk kau lalui. Maka biarlah aku sendiri..

Oleh : Iwan sunarya

I B L I S_ Diantara Ribuan Sahabatku, Hanya Dialah yang Paling Aku Rindukan


Kali ini Aku tidak memintanya untuk menahan diri,
Sebab akupun telah jemu melayaninya, Tubuhnya yang bau, lidahnya yang penuh bualan dan suaranya yang nyaring, itulah IBLIS KEPARAT.

Sejujurnya ingin sekali aku membunuhnya, tapi aku tidak bisa dan aku harus terbiasa dengan ini bahkan lebih dari itu, telah ku sayangi dia dan telah ku jaga perasaanya dengan Penuh Kesabaran, sebab aku tidak sanggup melihatnya kalah. Namun aku salah dan aku sangat menyesal sebab KESABARANKU itu telah membuatnya jemu dan dia memutuskan untuk pergi.,
Meski aku tidak melerainya, namun jujur harus aku katakan bahwa aku mulai takut kehilanganya, "jika itu merupakan keputusanmu, maka harus kurelakan kepergianmu, jika saja sehari lagi kita bisa bersama, pasti kita bisa jadi teman sejati" kataku sambil memegang tangannya yang gemetar, "baiklah kawanku, selamat jalan saja, jika suatu saat kau kedinginan. Maka jangan sungkan untuk mampir di gubuk ini lagi" lanjutku,, sesaat ia tunduk, kulihat matanya lembab namun dia berusaha menyembunyikannya, dan dia berkata "selamt tinggal sahabatku, aku kira ini akhir yang baik bagi kita"., dia pun pergi melewati jalan setapak, menyusuri lorong-lorong kota santri.
Sejak itu aku tidak pernah melihatnya lagi, ya barangkali IBLIS itu telah binasa, smoga saja belum, sebab masih aku inginkan pertemuan ke dua dengannya.. IBLIS keparat, iblis laknat.
SEKARANG, setelah sekian lama aku tidak melihatnya, jujur aku sangat merindukannya, merindukan bualannya, merindukan omong kosongnya, aku rindu dengan bau tubuhnya, aku rindu segalanya, aku sepi tanpanya.
Beberapa bulan lalu aku dapat kabar jika dia ada di suatu rumah di lereng gunung cikuray, aku kejar kesana namun penghuni rumah mengatakan dia sudah lama pergi.
Ohhhh IBLIS, kawanku, sahabatku. Dimanakah engkau.? Kemarilah, kunjungi aku di gubuk yang biasa kita bertemu, aku janji kali ini aku akan jadi sahabat yang buruk buatmu, agarengkau betah dan mau berlama lama di sisiku


Oleh : Iwan Sunarya (Pegiat Tarekat Moderen)

Merindiiing_ Inilah Rintihan Lara Sang Rembulan

Cintaku..!!!
Tengah malam telah datang dan aku masih juga menangis tersedu-sedu dan tenggelam dalam kedukaan, Tiada yang dapat melipurku, tiada yang bisa menenangkanku akibat luka perpisahan yang telah menguliti batinku. Masih terngiang-ngiang di kepalaku saat kau ucapkan kata terakhirmu "Kekasihku, Dlm tangismu Tegarkanlah perasaanmu, sebab orang yang yakin pada air mata, suatu saat nanti pasti ia akan kembali", sekarang aku tidak tau lagi harus bicara apa, tapi jiwaku tidak bisa lagi kutahan, lukaku tidak bisa lagi aku sembunyikan, batinku menjerit, meraung seprti singa sakit, jiwaku meronta seprti sang pemberontak yang menemukan negerinya bersimbah darah. Hanya sebuah suara yang dapat menghiburku "jagnlah bersedih hati, sebab hanya cinta yang didera ketirnya perpisahan yang akan merasakan manisnya perjumpaan, dan perpisahan merupakan sebaik2nya guru sepanjang perjalanan umat manusia", Itu suaramu cintaku. Tapi hingga malam ini, sisi kemanusiaan dalam diriku terus menggodaku, cintaku, aku tidak bisa menolaknya, sebab Kekuatan mana yang dapat mengalahkan gairah cinta, tapi mengapa kau tidak bisa bersabar untuk menahan diri.? Atau iblis manakah yang telah memprdayamu untuk menjauhiku.?

Tidak..!!
tidaaaak cintaku.. Sekarang katakan padaku, kewajiban macam apakah yang telah memisahkan dua insan dan membuat para wanita jadi janda.? Bakti macam apa yang telah merebut seorang istri dari suaminya,? atau ketaatan apakah yang rela mengobarkan api peperangan? 

Dengar Cintaku.!
Pabila kewajiban itu dapat merobohkan kedamaian, dan ketaatan dapat memporak-porandakan ikatan persaudaraan. Maka marilah kita. Sama sama berteriak "PERSETAN DENGAN  KETAATAN."
Ahhhhh.... Akan tetapi tdk cintaku..! Pergilah dan setialah pada bisikan hatimu dan berdirilah dalam baktimu dan Jaganlah cinta membutakan hatimu. Yakinlah  jika kehidupan ini tidak bisa mengantarkanmu lagi padaku. Maka pastilah kita akan dipertemukan di kehidupan yang lain.


Teruntuk.
Cintaku..! Rinrin Nurfajar
Di beranda rumahnya

Rabu, 17 April 2019

Iwan Sunarya_ ReVolusi Ruhani Satu2nya Jalan Kembali

Gerhana rembulan hampitr total, malam gelap gulita, sinar matahari yang memancar kerembulan tidak sampai kerembulan karena terhalangi oleh bumiMatahari adalah

lambang tuhan, cahaya matahari adalah rahmat nilai untuk bumi yang semestinya di pancarkan oleh bulanRembulan adalah lambang para kekasih Allah Swt. Yakni para Rasul, para nabi, para Ulama, Para ajengan dan para cerdik cendikia ataupun mungkin juga para pujanggaKarena bumi menutupi cahaya matahari, maka malampun menjadi gelap gulita
Saudaraku...! Kita semua tahu bila di dalam kegelapan segala sesuatu yang buruk terjadi, orang tidak bisa mengenal wajah saudaranya sendiri dengan jelas, manusia mengira utara adalah selatan dan selatan adalah barat.

Di alam kegelapan, manusia dengan tidak sengaja  sengaja saling hujat satu sama lain bahkan dengan sengaja mereka saling jegal satu sama lain. Di alam kegelapan pula manusia tidak punya pedoman yang jelas, mau kemana melangkah dan bagaimana melangkah, akhirnya mereka semua kehilangan orientasi kehidupan, hendak kemana mereka semua pergi...?

Illir...! kita memang sudah ngelilir, kita sudah bangkit, bahkan kaki kita semua telah berlari kesana kemari. Namun akal pikiran kita belum, hati nurani kita masih jalan di tempat. Kita masih merupakan anak dari orde yang kita kutuk habis-habisan dimulut. Namun ajarannya kita biarkan hidup subur dalam aliran darah dan daging kita Kita mencaci para perampok dengan cara mengincarnya untuk kita rampok balik, lalu apa bedanya kita dengan mereka.? Kita menghujat para penguasa  lalim dengan cara berjuang keras untuk menggantikannya, yakni menjadi penguasa yang lalim pula.
Bangkit...! Kita memang sudah bangkit, kita sudah merdeka, 51 tahun para penjajah telah meninggalkan negeri tercinta ini, kita sudah berdiri tegak, bahkan jiwa dan raga kita telah terbang tinggi meninggalkan segala sesuatu, namun sekali lagi, akal pikiran kita belum, hati nurani kita belum.Kita masih merupakan anak dari jaman jahilliyah yang ajarannya kita kutuk habis-habisan dimulut, namun kebiasaannya dan juga budayanya kita biarkan hidup subur dalam aliran darah dan daging kita. Kita membenci para pembuat dosa dengan cara syetan yakni kita halangi usahanya untuk memperbaiki diri, dengan kita membenci, mengutuk dan menjauhinya, itu berarti kita telah menghalangi usahanya untuk memperbaiki diri. Kita mencerca orang yang melakukan kesalahan dengan cara toghut yakni kita jegal semua hak-haknya, di buntuti, dicurigai, difitnah dan disebarkan segala tentangnnya. Mengapakah kita semua tidak berusaha membuka hati untuk memeluk semua dengan kasih kita, tidaklah kita semua dengar jeritan hati terdalam mereka yang sedang kedinginan dan kelaparan akan siraman kasih sayang...? 
Yang kita bangkitkan bukannya pembaruan kebersamaan malainkan asyiknya perpecahan, yang kita bangunkan bukannya cinta dan ketulusan, malainkan prasangkan dan fitnah, yang kita perbaharui bukan penyembuhan luka dan kepedihan, melainnkan rencana-rencana panjang untuk menyelenggarakan perang saudara.
Sungguh, setelah kita ditindas kita siap siaga untuk ganti menindas ulang, setelah kita diperbudak, maka kita siap siaga untuk ganti memperbudak dan setelah kita dihancurkan, kita susun barisan untuk menghancurkan. Lalu apa bedanya kita dengan mereka yang kita kutuk itu...?
Mengapakah kita semua tidak juga tersadar dari semua ini, padahal semuanya telah nampak di depan mmata. Bukankah libido kekuasaan, aktifitas para politikus yang haus dengan kedudukan yang karenanya mereka menghalalkan segala cara, itu adalah sebuah kepalsuan, mereka berpura-pura hendak menegakan keeadilan dengan menggulingkan kawannya sendiri, padahal jauh dari itu semua justru dia memimpikan kedudukan itu. 
Saudaraku...! Sungguh, yang kita kembangsuburkan bukannya cinta dan ketulusan melainkan prasangka dan fitnah, kita tidak memperluas cakrawala jiwa kita dengan ilmu dan taburan senyum, akan tetapi kita malah mempersempitnya dengan jurang-jurang kehinaan dan duri-duri klepalsuan.
Tibalah saatnya bagi kita untuk memilih, apakah kita akan menjadi “bumi” yang selalu menghalangi jalannya cahaya matahari sehingga bumi itu sendiri menjadi gelap gulita, yakni seseorang yang selalu mengadakan makar dan pembangkangan juga yang selalu menghalang-halangi lajunya perputaran kebenaran. Atau...
Kita semua akan memilih menjadi “rembulan” yang selalu memancarkan sinar matahari kepermukaan bumi, yakni dialah para rasul, para nabi, para ulama, para ajengan, dan para cerdik cendikia ataupun mungkin juga para pujangga dan siapa saja yang dapa atau bisa memancarkan cahaya Allah Swt. Di bumi dan diberdayakannyaSetelah kita memilih, lalu kita geser diri kita ketempat yang lebih tepat (rumah-rumah Allah Swt.) agar kita dapatkan sinar matahari atau cahaya-cahaya Allah Swt. Untuk kemudian kita pancarkan cahaya matahari itu kepada bumi (eMha Ainun Nadjib)
Saudaraku...! Realitas kehancuran moral bangsa ini bermuara pada keringnya sfiritual, keringnya sfiritual bermuara pada kebablasan ilmu pengerahuan, jauh dari tuntunan Illahi, kering kerontang, hampa dan hilangnya rasa syahdu dalam hidupEra moderen telah mengubah mekanisme kehidupan masyarakat menuju prinsip dan logika berlebih-lebihan dalam segala aspek, orientasi kebendaan menjadi menu sehari-hari, akibatnya kesejahteraan yang hendak dicapat justru sering membuat mereka kehilangan tujuan kehidupan,(hendak kemana kita semua pergi?) 
Bagi kita yang telah dipilih oleh Allah Swt. Tentu kita semua akan merasakan kejenuhan dan kegerahan yang amat sangan. 
Dari itulah kami mencoba mengetuk qalbu-qalbu, bersegeralah raih ampunan Allah Swt. Kebumikan wajah-wajamu, lepaskan semua ikatan yang selama ini mengikat dan raihlah kemenangan yang hakiki, angkat kembali jaman keemasan yang sudah hampir lenyap, ingat tidak banyak waktu yang kita punya...
Umat sedang menanti kita semua, yakni menantu sentuhan kasih dan sayang kita, menanti siraman kelembaban, pesan kehidupan dan senyum tulus sarat dengan kemesraan.
Bulatkan tekan, langkahkan kaki dan ayunkan tangan, hizrahlah ke rumah-rumah kami, bergabunglah dan mari kita sama-sama tatap diri kita semua sebelum menatap orang lain dan ditatap lain orang. Mari kita bina segala sesuatu yang ada pada diri kita semua sebelum kita membina umat, agar kita dapatkan sinar atau cahaya-cahaya Allah Swt. Dan kita pantulkan cahaya itu dalam kehidupan nyata. Kita satuukan semua yang tercecer diantara kita, kita buat kesepahaman dalam keanekaragaman, kita bangun persatuan  dalam kesatuan agar kita dapatkan sebuah kekuatan yang maha dahsyat dan kita dapat memberikannya kepada siapa saja yang membutuhkan kekuatan itu.
Inilah penciptaan diri-diri yang sejati yang akan menjadi panutan umat sepanjang masa, tidak hanya panutan selama dua, tiga atau empat hari saja Ini adalah penempaan diri-diri yang nantinya dengan ijin Allah Swt., akan menjadi pemuka perdamaian, cinta dan maaf di seluruh penjuru. 
Namun ketahuilah, semua itu sama sekali tidak akan pernah terwujud dengan sendirinya, tanpa adanya sebuah kesungguhan dalam pembinaan lahir dan batin.
Akhirnya semoga kita semua diperbaiki...Amiiin...