Kukira sekrang saat yang tepat agar engkau tau kemana arah langkahku... Tidak cintaku, langkah ini tidak menuntunku ke lembah yang dalam dimana kebusukan merajarela. Aku hanya larut dalam pemikiran tentang pantai yang tenang tempatnya jiwa2 yang agung berlabuh. Aku pergi kesana cintaku, aku ingin mencari pelabuhan itu, agar aku bisa bersandar di atas dadanya yang lapang, agar aku bisa bermain dengan airnya yang tenang dan jernih, agar jiwaku bisa beristirahat dibawah rindangnya dedaunan itu. Tidak cintaku, aku tidak mencari pelabuhan lain, sebab jiwa yang suci tidak akan meninggalkan sebuah sandaran demi sandaran baru sebelum merasakan hangatnya belaian.
Aku hanya rindukan angin sepoi membelai jiwaku yang sedang gerah, aku hanya mimpikan heningnya hutan yang sexy seperti Kamojang Ecopark yang dapat memuaskan nafasku yang sedang memuncak ini, ku rindukan itu darimu cintaku, sebab engkau pernah mengairi ladang hatiku, sebab engkau pernah berkata "akulah embun pagi yang akan menyegarkan sluruh isi hatimu, akulah semilir angin yang dapat menenangkanmu, akulah gelap malam, telanjang yang dapat memuaskanmu, akulah obat dari segala obat yang dapat melipur lara dan kegelisahanmu" itu katamu cintaku.
tapi sekarang angin telah membawa smua itu ke tanah kehampaan, dimana iblis dan setan merajarela. Tapi sekarang virus kebencian telah meracuni smua kemesraan itu..
Cintaku, jika sang malam merestui, jika gelombang ini dapat ku genggam dan jika badai ini dapat ku tenangkan. Maka dapat ku pastikan aku akan hadir di dalam jiwamu untuk berlabuh sekali lagi dan bersama sama meminum air kehidupan yang slama ini telah kita minum bersama. (beberapa bln yg lalu), sekarang, dia benar2 sedang bersamaku... Sang Rembulan, memang penakluk BADAI...
Iwan sunarya (Pejalan Kaki)
Aku hanya rindukan angin sepoi membelai jiwaku yang sedang gerah, aku hanya mimpikan heningnya hutan yang sexy seperti Kamojang Ecopark yang dapat memuaskan nafasku yang sedang memuncak ini, ku rindukan itu darimu cintaku, sebab engkau pernah mengairi ladang hatiku, sebab engkau pernah berkata "akulah embun pagi yang akan menyegarkan sluruh isi hatimu, akulah semilir angin yang dapat menenangkanmu, akulah gelap malam, telanjang yang dapat memuaskanmu, akulah obat dari segala obat yang dapat melipur lara dan kegelisahanmu" itu katamu cintaku.
tapi sekarang angin telah membawa smua itu ke tanah kehampaan, dimana iblis dan setan merajarela. Tapi sekarang virus kebencian telah meracuni smua kemesraan itu..
Cintaku, jika sang malam merestui, jika gelombang ini dapat ku genggam dan jika badai ini dapat ku tenangkan. Maka dapat ku pastikan aku akan hadir di dalam jiwamu untuk berlabuh sekali lagi dan bersama sama meminum air kehidupan yang slama ini telah kita minum bersama. (beberapa bln yg lalu), sekarang, dia benar2 sedang bersamaku... Sang Rembulan, memang penakluk BADAI...
Iwan sunarya (Pejalan Kaki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar