Iwan Sunarya_ Langit mulai memerah bagai bara api yang telah melalap segala wujud yang ada disekitarnya, kehidupan seakan kehilangan orintasinya yang sejati, dimana Hubbud dunya dan karohatul Maut mewabah bagai virus DBD, para orang tua dirundung resah yang tiada tara, dihantui kegentingan yang terus didengung dengungkan oleh bibir-bibir kehidupan, para pemuda kehilangan keberanian, keberanian untuk menjemput syahid, keberanian untuk menaklukan badai, para ibu kehilangan harapan, yakni harapan untuk hidup 1000 tahun lagi, harapan untuk naik haji lagi, harapan untuk makan-makan lagi di Crorek Bike Park & Hobbit House, kita semua dihantui kegelisahan yang tidak berkesudahan, setiap saat kita saksikan langkah kaki manusia-Manusia prustasi, langkahnya yang gontai hanya sekedar menyosong hari yang dianggapnya tidak akan lama lagi berakhir.
Malam yang hening seperti dulu saat Pa Ismail Masih Kecil tidak lagi dapat kita rasakan, pagi yang syahdu telah pergi, siang hari yang riang sudah semakin asing di kehidupan, senja yang sendu dengan ritual serta doa_DOA Illahiyah tidak lagi kita rasakan. Semuanya menjauh semakin jauh, hanya beberapa denyut yang masih memiliki harapan, yakni denyutnya sebaian kecil para aki aki, sebagian kecil di sudut musola pa ibrohim, sebaian lagi celoteh anak-anak kolong di beeranda BPAN Garut, sebagiannya lagi ada di cirorek, ada anak-anak muda yang masih setia pada bisikan kehidupan, ada anak2 gadis polos yang masih serius merias diri, ada gelak tawa dlm obrolan antara Bu Kadus sama dan anak-anak yang masih memiliki harapan hidup, hanya itu yang masih tersisaa. Ooohhh maafkan jika kata-kata tidak bertuan ini harus saya tuangkan di tulisan ini.
Lihatlah jauh keluar, dimana Kini kehhidupan Berubah jadi arena pertempuran antara hak dan batil, kemiskinan mewabah lagi, kesengsaraan batin jadi trend lagi, perselisihan jadi menu sehari hari lagi, saling hujat, saling jegal, saling caci bahkan bahkan saling bunuh satu sama lain sudah kita rasakan sama sama, setiap jam kita mendengar lolongan kengerian, mayat mayat bergelimpangan lebih dari korban perang, yang diam dipenjara, yang berontak di bunuh yang bicara dibungkam tapi yang bajingan bagai raja.
Kejahatan kini tidak malu lagi merangkai harinya, kezoliman kini hampir menguasai seluruh kehidupan. keberanian pergi meninggalkan kita semua, keadilan terkubur dalam tanah, kebijaksanaan mati binasa dan membusuk. Kerahmatalilalaminan islam tidak bisa lagi memandu roda kehidupan ini, kini makhluk buas menguasai bumi, makhluk hitam kelam, makhluk biadab, makhuk bajingan menggantikan semuanya, mereka jadi raja, mereka jadi imam, mereka jadi pemimpin, mereka jadi bos, jadi panutan, mereka orang-orang bajingan itu jadi pemegang kendali semesta ini.
Sekarang, bukan darurat lagi semesta ini. Kita sedang bertempur hanya ada dua pilihan "Mati Syahid Atau Mati Terkutuk"
Oh oohh oh Illahiyah.!!! "Jika kengerian ini adalah jalan yang harus kami lalui, jika kegentingan Ini merupakan Sekolah yang harus kami emban dan jika pertempuran ini adalah tangga menuju syurgamu, maka kuatkan Kami ya Illahi agar kami bisa menghabisi semua musuh musuh kami dengan sempurna dan mengantarkannya padaMu untuk kau cincang di nerakamu, atau kuatkanlah musuh musuh kami, kuatkan mereka, sempurnakan kekuatan mereka sehingga mereka dengan mudah dapat menghancurkan kami, dapat menghabisi kami dan kami dapat segera berpulang kepangkuanMu, bercumbu di oangkuanMu.!!!" Amiin.
Wahai anak - anak muda, ingat jika kehidupan sekarang ini sedang menyeleksi kita semua untuk menampilkan yang sejati, maka sekarang saatnya "Angkatlah senjatamu, hunuskan pedangmu, coretkan tintamu, dengungkan Titahmu, berdirilah dan bulatkan tekad untuk berjihad, satu satunya jalan adalah Melawan"
Bersambung.!!!