Rabu, 13 Maret 2019

Iwan Sunarya_ JOKOWI dan Ayat-ayat Kebangkitan indonesia


"Abad ini Indonesia akan bangkit" kalimat ini yang slalu merayuku untuk terus berjuang meski jalannya yang harus kulalui terjal, berliku dan berbatu. Sambil terus menggayuh , kepalaku tidak henti berfikir "benarkah kita akan MERDEKA lagi, benarkah kita akan bangkit lagi.?" 
Jujur, aku cemas, jujur aku gelisah, aku resah, Bagaimana tidak gelisah, setiap saat kita menyaksikan dan merasakan secara langsung kengerian demi kengerian melanda negeri ini, namun saat aku hampir menyerah, tiba tiba sebuah bisikan menenangkan diriku, "Tegarlah hai anak manusia, sebab semua kengerian itu merupakan ayat ayat kebangkitan yang engkau yakini".
Sekarang coba Lihat bagaimana negeri ini gemetar, negri ini meraung seperti singa lapar dan sakit, tidak akan lama lagi negeri ini hancur di seluruh sektor kehidupan, kita semua telah dikepung oleh kengerian, kita semua dihantui oleh kelaparan. intaian kemiskinan merajai kita, intaian perusakan moral mengelilingi kita, bahkan intaian kematian jadi tema bicara setia anak_anak muda juga kaum tua, dan sederetan kata intaian sedang mengintai kita semua, hilanglah kenikmatan tidur dimalam hari sebab ketakutan terus membayang-bayangi kita, apakah ini yang dimaksud kebangkitan.??? Lagi-lagi sebuah suara lirih menghiburku, "ya, itulah ayat ayat kebangkitan".
Lihat pula bagaimana orang-orang lupa diri bahkan mereka tidak sadar jika mereka sedang terancam, mereka sedang di bibir jurang, mereka tidak tau jika negeri ini sedang gawat darurat..! Ya aku tau jika kita semua harus tidak sadar, kita semua harus gila, kita semua harus edan, agar semua kengerian ini melesat menuju klimaksnya, dan ini merupakan ayat ayat kebangkitan.
lihat pula bagaimana kerusakan moral para pemimpin kita semakin hari semakin parah, mewabah bagai penyakit kutukan, mereka bangga dengan perbuatan dosa, mereka menganggap sebuah prestasi jika bisa mengekploitasi sesama, mereka bangga saat bisa berpesta pora dengan para penghianat lainnya, KKN, narkoba, dan berbagai kejahatan semakin nampak dan tidak segan lagi di mata hukum. 
Lihat, sekarang Penjahat jadi pemimpin, penghianat di elu-elukan, si dungu jadi kiyai, kiyai jadi pecundang, para penipu di puja puja, Ya memang mereka harus bangga melakukan sederetan kebejatan itu, agar bejatnya maksimal, agar gilanya klimaks, agar edannya membuncah, agar kepalanya meledak
kesimpulan saya hari ini, semua fakta buruk yang menyesakan dada saat ini merupakan ayat-ayat kebangkitan indonesia, termasuk presiden kita sekarang ini, dia diutus Tuhan untuk melengkapi penderitaan serta membawa kita semua kepada jurang kehancuran total, maka bung jokowi pun merupakan ayat ayat kebangkitan, pada akhirnya nanti kita akan mengucapkan terimakasih kepada bung jokowi sebab telah membawa kita klimaks dalam kerusakan multidimensi,,, dan jika periode ini bung jokowi masih terpilih jadi presiden lagi, maka jangan sedih, sebab itu artinya Tugas bung jokowi belum selsai, tugas apa.? Yakni tugas membawa kita semua kepada kerusakan total, kerusakan multidimensi, dan pada saat kita berada dititik itu, itulah saatnya kita akan bangkit,,, namun sebelum itu datang, tentu akan ada air mata, bahkan akan ada darah tertumpah sebagai korban, sebagai tumbal kebangkitan... Kita akan perang, kita akan saling bantai, kita harus rela musnah demi kabaikan sejati dan kebangkitan negeri ini, maka mari kita siapkan diri untuk menyongsong kebangkitan itu, jika penderitaan ini belum klimaks maka hancurkanlah...! Dan Jika pak prabowo kalah maka berkhusnuzanlah pada AllahSwt.  kalau Tugas bung Jokowi belum selsai, jika yang terjadi demikian maka siap-siaplah untuk menumpahkan darah, sebab sudi atau tidak kondisi akan menggiring kita pada pertempuran, pertempuran pertikal, pertempuran horizontal, pertempuran syariat dan pertempuran batin baik di darat dan dilaut juga di udara... Itulah akhir dari kehancuran dan sebagai gerbang menuju kebangkitan, kalimat ini kita namai REVOLUSI.,

Wallahu'alam,
Oleh: Iwan Sunarya


Bersambung...!!!

Sabtu, 02 Maret 2019

Mengenal satu sisi dari Iwan Sunarya,

Keluarga Kecil Iwan Sunarya, Selma Al Karamy (Putri Pertama) Dan Rinrin Nurfajar (Istri Pertama)

Jiwa Muda Memang Permulaan Kulit, dimana seluruh pengisi bumi diberikan kepadanya